Senin, 17 November 2008

beberapa hari sebelum hari ini...

Teruntuk (Calon) Istriku

"Di Jalan Dakwah Aku Menikah", sebuah karya pena Cahyadi Takariawan, masih tergeletak di atas tumpukan kamus bahasa Inggris milik adik saya. Buku dengan tebal 270-an halaman itu belum juga selesai saya membacanya. Padahal buku tersebut telah menjadi milik saya selama kurang lebih 6 bulan yang lalu. Mungkin karena minat saya untuk membaca yang masih kurang, maka tak heran bila baru setengah lebih sedikit dari lembaran-lembaran buku itu yang telah saya baca.

Ketika saya membaca bagian awal dari buku tersebut, sebuah harapan atau keinginan yang lahir dari masa lalu menguat kembali...

--oo0oo--

terima kasih, karena engkau telah menjadi istriku
engkau adalah anugerah terindah yang Allah berikan kepadaku
dengan kelebihan pemahaman agama yang kau miliki, kau tak pernah jemu
mengajarkan dan mengingatkan diriku selalu
agar tak terjerumus dalam kesalahan yang sama di masa lalu
engkau selalu berpesan kepadaku agar selalu mencari nafkah yang halal lagi berkah, karena itu yang kau mau
"Adek, enggak mau ada harta syubhat apalagi haram yang akan masuk ke dalam mulut-mulut yang ada di keluarga kita," begitulah pintamu

selalui kuakui
bahwa kau jauh lebih baik dari ini
dengan pengetahuan yang engkau miliki
kau telah membimbingku untuk senantiasa memperbaiki diri
kau pun selalu berbagi apa yang kau ketahui
di sela-sela kesibukan yang harus kau jalani
tanpa bosan, tanpa jemu di setiap hari

selalui kuakui
dengan kelebihan pengamalan agama yang kau miliki
kau mengingatkanku agar tidak selalu bermalas diri
dalam beramal dan beribadah tuk merengkuh ridho Ilahi
di sepertiga malam terakhir, kau bangunkan aku yang sedang berselimut mimpi
kau percikkan air ke wajahku agar segera bangkit dan berdiri
tuk tahajjud dan berserah diri

kau pun selalu mengingatkanku agar selalu sholat berjama'ah
membetulkan kesalahan bacaanku ketika tilawah
dan menemaniku dalam bermuraja'ah
agar hafalankuk tidak akan punah
sungguh kau adalah anugerah terindah

apakah kiranya kau seperti itu?
walaupun tidak, aku pun tetap berterima kasih kepadamu
karena sebagai seorang pendamping, kau menjadi api semangat hidupku
agar selalu bersama dalam menimba ilmu
datang ke majlis ta'lim atau membaca buku
lantas bertanya kepada guru atu orang yang lebih tahu

"setiap hari, ilmu kita harus bertambah, bang!"
di telingaku ucapan itu yang selalu terngiang
kau pun melanjutkan, "itu kan aa gym yang bilang."
aku pun tersenyum bahagia dan senang
sekaligus tenang untuk menghadapi masa yang akan datang
karena didampingi istri solehah istriku sayang

adakah dirimu seperti itu?
walaupun tidak, aku pun tetap berterima kasih kepadamu
karena engkau telah memilih dan menerimaku
tuk manjadi pendamping hidupmu
tuk menjadi imam yang akan memimpin dan membimbingmu
walau telah kukatakan kepadamu
aku bukanlah lelaki yang sesoleh atu sehanif seperti yang ada dalam bayanganmu
insya Allah, aku akan berusaha mewujudkan harapan dan impianmu


--oo0oo--

Kuakhiri harapan dan keinginanku dalam doa dengan lafazh 'aamiin', semoga Allah mewujudkan apa yang terbersit dalam sanubari yang paling dalam ini.

Tidak ada komentar: